Tentang Athirah

Pak Edi Sutarto Bapak Direktur Kebanggaan SEKOLAH ISLAM ATHIRAH


Drs. Edi Sutarto, M.Pd. adalah Kandidat Doktor di Universitas Negeri Jakarta. lahir di Slawi, sebuah kota kecil yang terkenal dengan tehnya. Tepatnya di selatan kota Tegal yang tenang dan dihuni oleh masyarakat yang penuh dengan gotong royong, pekerja keras, dan keinginan belajar yang tinggi.

Setelah lulus S1 dari IKIP Negeri Jakarta, pada 1992 saya diberi tugas oleh Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk bergabung dengan Sekolah Islam Al-Izhar Pondok Labu, atas permintaan direkturnya. Di sekolah ini, saya langsung menjadi anggota tim penyelenggaraan operasional SMP Islam Al-Izhar. Pada tahun yang sama, SMP ini diresmikan oleh Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. BJ. Habibie dan berkembang dengan baik hingga kini.
Tahun 1995 kembali dipercaya menjadi anggota tim peneyelenggaraan operasional SMA Islam Al-Izhar. Sebuah SMA yang dibuka untuk mengakomodir para alumni pertama SMP Islam Al-Izhar. Di tahun tersebut, SMA ini diresmikan oleh Prof. Dr. Ing. Wardiman Djoyonegoro. Sekolah ini juga berkembang dengan baik hingga sekarang. Yang paling menarik dari SMP dan SMA Al-Izhar adalah meskipun tergolong sebagai sekolah berusia muda, tetapi prestasi siswanya bermekaran dan seimbang antara akademik dan nonakademik. Sekolah ini tidak melebel dirinya sebagai sekolah internasional, tetapi kemampuannya bertaraf internasional. Banyak program yang diikutinya pada tataran internasional, baik oleh siswanya maupun oleh para gurunya.
 Di SMA Al-Izhar, saya sempat dipercaya sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. Dua tahun saya belajar lebih dari banyak bagaimana mengelola kurikulum nasional namun berciri khas Al-Izhar.   Satu tahun berikutnya saya dipercaya sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. Ini adalah satu tahun lebih yang penuh keindahan karena yang saya kerjakan langsung menyentuh wilayah siswa dengan dinamikanya. Lalu pada tahun keempat saya dipercaya menjabat sebagai Kepala SMA Islam Al-Izhar Pondok labu, tepatnya sejak 1998 hingga 2004. Dua periode memimpin SMA Al-Izhar, banyak hal yang dilakukan untuk pertumbuhan SMA ini. Yang paling membanggakan adalah bagaimana membuktikan banyak siswa yang mampu mendapatkan  nilai sepuluh untuk beberapa mata pelajaran di Ujian Nasional dengan cara yang jujur. Membangun hubungan yang harmonis antarinsan Al-Izhar, juga merupakan pengalaman indah tersendiri yang sampai sekarang masih terasa dampaknya. Di mana orang tua murid sangat menghormati guru, guru sangat menghargai siswa, dan siswa sangat mencintai gurunya.  Berbagai macam prestasi tumbuh dan mekar lantaran hal tersebut.
Di Al-Izhar Pondok Labu ini pula, saya mendapat pengalaman kehumasan tatkala duduk sebagai Kepala Bagian Humas. Usai menjadi Kepala Bagian Humas lalu menjabat sebagai Kepala Komunitas Pelatihan Pendidikan (KPP). Lembaga ini adalah lembaga yang menangani kendali mutu dan profesionalitas guru serta melayani para mitra kerja yang ingin belajar pada Al-Izhar, baik dalam bentuk observasi, pelatihan, maupun magang, bahkan jasa konsultan pendidikan.
Pengalaman dan kemampuan saya sebagai Ketua KPP membuat  saya dipinang sebagai  Program Officer oleh Yayasan Cahaya Guru (YCG) pada 2009. Yayasan ini didirikan oleh Prof. Dr. Imam Prasodjo (pakar sosiolog)  dan Henny Supolo Sitepu, MA. (pemerhati dunia pendidikan dan hukum). Konsentrasi program yayasan ini prioritasnya adalah memberikan pelatihan peningkatan profesionalitas guru dan peningkatan sarana-prasarana sekolah di Indonesia.
Kiprah di perguruan tinggi, saya awali pada 2004. Saat itu saya dipinang oleh PD Satu FBS Universitas Negeri Jakarta, untuk mengampu mata kuliah Apresiasi Drama. Lalu tahun 2007 juga dipinang untuk mengajar di Universitas Multimedia Nusantara (Kompas Group) dan di Universitas Trisakti. Tahun 2008 dipinang juga oleh Kaprog S1 Prasetia Mulya Business School. Mata kuliah yang diampu di perguruan tinggi selain Apresiasi Drama adalah Bahasa Indonesia (Penulisan Karya Ilmiah), Apresiasi Sastra,  Kajian Naskah, Acting and Casting, dan Komunikasi Bisnis.
Kapasitas yang mampu membekali saya berkiprah sebagai dosen di UNJ adalah pengalaman sebagai Aktor di Teater Koma sejak 1994 dan menjadi pelatih serta mentor para aktor muda di Teater Koma sejak tahun 2000. Pengalaman dari Teater Koma ini pulalah yang kemudian membekali saya untuk membentuk karakter siswa Al-Izhar Pondok Labu melalui program pementasan drama. Dari sinilah awal kesuksesan pementasan drama di Al-Izhar sejak dari TK hingga SMA. Embrio pementasan-pemantasan di Al-Izhar memang sudah ada sebelum saya bergabung, tetapi penataan sistem dan peningkatan profesionalitas guru dalam bidang seni peran adalah saat saya berbagi ilmu yang saya dapatkan dari Teater Koma kepada insan Al-Izhar.   Di TK dan SD pementasan drama menjadi program akhir tahun di setiap kelas, sedangkan di SMP dan SMA menjadi ajang Festival Tahunan dengan menghadirkan para nominator, mulai dari penulis naskah yang terbaik sampai sutradara yang terbaik. Dari program inilah siswa dimotivasi kepercayaan dirinya, kreativitasnya, kemampuan kerja samanya, dan lain sebagainya.
Sampai pada suatu masa muncul sebuah tanya “Haruskah saya menjadi Direktur sekolah Islam  Athirah?” Pertanyaan ini, menghujam memenuhi ruang dada saya dengan sesak. Awalnya adalah di permulaan Januari 2011, saya di hubungi oleh Ibu Tini Moeis, Pimpinan PMK Consulting. Saat itu, yang terbayang oleh saya adalah kalau beliau menghubungi, berarti ada pekerjaan besar yang perlu melibatkan saya. Pasalnya, saya pernah bekerjasama dengan beliau untuk Proyek Sekolah Satu Atap kerja sama pemerintah Indonesia dengan Australia beberapa tahun sebelumnya. Benar saja, saat dialog di telepon, beliau menyampaikan  pertanyaan, “Apakah Anda berminat jadi Direktur Sekolah Islam Athirah? Di Makassar.” Saya tidak segera menjawab, tetapi meminta beliau menjelaskan secara singkat mengapa PMK yang menjadi mediator dan mengapa Sekolah Islam Athirah mencari sosok direktur?
Sepanjang perjalanan menuju rumah dari kampus UMN BSD, tawaran dan penjelasan tersebut bagai pusaran air, menyedot perhatian saya dengan kuat. Bila menerima tawaran tersebut, yang terbayang oleh saya adalah harus meninggalkan Jabodetabek. Itu berarti, saya harus meninggalkan zona nyaman dengan berbagai aktivitas pengembanganku yang menyenangkan selama ini. Apa lagi di hari yang sama oleh Manajemen UMN yang dinahkodai Prof. Dr. Yohanes Surya, “Si Manuasia OSN” menawarkan kepada saya untuk menjadi dosen tetap di universitas ini.
Tawaran tersebut segera saya diskusikan dengan keluarga. Di luar dugaan, setelah membuat peta kekuatan dan kelemahannya, istri dan anak saya mendukung untuk menerima tawaran Ibu Tini Moeis. Tawaran ini menjadi tantangan besar, dan seperti biasanya, kami sekeluarga selalu tertarik dengan tantangan dan hal baru dalam dinamika hidup dan selalu berusaha menaklukan tantangan tersebut. Kami sepakat untuk menjajaki kemungkinannya.
Dua hari kemudian, Ibu Tini Moeis  di ruang rapat PMK menjelaskan, bahwa KPI yang diharapkan oleh Direksi Kalla Group  untuk kandidat Direktur Athirah adalah:
  1. Peningkatan Mutu dan Kualitas Pendidikan (Keunggulan Akademik). Sasaran KPI:  Sekolah Islam Athirah menjadi Sekolah Unggul yang kualitasnya akan disamakan dengan Sekolah Islam Al-Azhar atau sekolah Islam lain yang berkualitas setara di Jakarta (benchmark).
  2. Peningkatan Mutu dan Kualitas Pendidik/Guru  (dari beberapa aspek). Sasaran KPI: Meningkatkan kualitas serta mind set para guru sebagai pendidik yang profesional, kreatif, terampil, dan menguasai metodologi pembelajaran yang up to date.
  3. Penerapan dan pengembangan manajemen sekolah secara profesional. Sasaran KPI: Menerapkan fungsi-fungsi manajemen, metodologi, strategi, dan pengembangan sekolah, serta siswa yang unggul dan berwawasan luas.
  4. KPI yang disesuaikan dengan Visi dan Misi Sekolah Islam Athirah.
Sebagai orang yang berkecimpung di Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu sejak 1992, bahkan pernah menjadi Kepala Sekolah SMA-nya dan menjabat beberapa jabatan lainnya, tentu saya menguasai langkah-langkah mewujudkan benchmark yang diharapkan Direksi Kalla Group. Di samping itu,  Sebagai Kepala KPP di Al-Izhar dan sebagai Program Officer di YCG yang memfasilitasi pengembangan pendidikan dalam bentuk pelatihan-pelatihan kepada tenaga pendidik dan kependidikan, khususnya peningkatan profesionalitas, peningkatan kapasitas dalam mutu layanan pendidikan (manajemen sekolah efektif, manajemen kelas efektif, metode pembelajaran efektif, dll.)  Insya Allah saya mampu merancang dan mengawal perwujudan KPI tersebut di Sekolah Islam Athirah. Di samping tentunya, pengalaman saya sebagai Konsultan Pendidikan di Yayasan Masjid An-Nur Jatibening Bekasi sejak enam tahun lalu, mulai awal  rencana dan dibukannya unit SD, tentunya  akan menjadi bekal pula.
Berbagai bentuk seleksi pun saya ikuti. Entahlah, tahapan seleksi itu begitu banyak, bahkan pada tahap akhir saya dites dari pukul delapan pagi sampai pukul delapan malam. Meski saat itu fisikku kurang sehat, tetapi tetap saya lakukan dengan penuh semangat dan satu tekad, saya harus mampu menyisihkan kadidat yang lain. Tekad menjadi Direktur Sekolah Islam Athirah bertambah kuat setelah melakukan kunjungan ke Sekolah Islam Athirah di Bukit Baruga dan Kajaolaliddo, 4 Februari 2011 yang lalu. Saya merasa di rumah sendiri. Perbedaan budaya organisasi yang menyolok antara Sekolah Islam Athirah dengan Sekolah Islam Al-Izhar Pondok Labu (dulu tahun 1987 – 1992 bernama Al-Azhar) tercairkan ketika keramahan dan kesantunan orang-orang yang berada di dalamnya mulai saya rasakan. Saya menangkap, ada kerendahan hati yang terbangun sebagai budaya di lembaga ini.
Tentang rendah hati ini,  saya rasakan menjadi begitu kuat lagi  ketika sudah bersanding di hadapan Ibu Fatimah Kalla dan Ibu Imelda JK untuk wawancara. Suasana wawancara dibangun dengan begitu kekeluargaan, santai, tetapi serius. Agaknya, bahan presentasi yang sudah saya siapkan sudah dipelajari dengan baik oleh pewawancara sehingga saya tak perlu memaparkannya. Dalam wawancara, yang dominan terjadi justru penggalian pengalaman saya di Al-Izhar. Beliau berdua mengenal betul Al-Izhar, sesekali memberikan kritikan tajam. Dari sini, saya menangkap kesan ada keterbukaan yang digairahkan di Sekolah Islam  Athirah. Ya, keterbukaan yang tentu bermuara pada kerendahan hati.
Melihat dan merasakan kondisi di Sekolah Islam Athirah, saya sudah merasa nyaman sebelum Ibu Fatimah Kalla memotivasi saya untuk menyamankan diri dengan lingkungan Makassar, khususnya di Sekolah Islam Athirah. Hal-hal tersebut di atas, membuat saya meneguhkan hati dan termotivasi ingin menjadi bagian dari keluarga besar Sekolah Islam Athirah, secepatnya. Bahkan ketika Ibu Khadijah Z. Achmad bertanya, “Apa yang membuat Pak Edi ingin bergabung dengan Athirah?” Saya jawab dengan serius, tetapi dengan nuansa agak bercanda, “Jatuh cinta pada pandangan pertama dan seperti di rumah sendiri.”
Hemat saya, Sekolah Islam Athirah, akan berubah dan berkembang–secara akselerasi-ketika ada tujuan sebagai arah yang jelas, pedoman, strategi, dan evaluasi untuk mengawalnya dengan tepat. Prosesnya dikendalikan secara berkesinambungan dan sinergi antar fungsi yang ada dalam manajemen. Di samping tentunya harus ada orang yang mengawalnya dengan rendah hati dan penuh semangat.  Harapan ada perubahan di Sekolah Islam Athirah, kami sikapi dalam bentuk mengarahkan tujuan Sekolah Islam Athirah menjadi Sekolah Efektif/Unggul dan Sekolah Model, baik tingkat regional maupun nasional.
Untuk mencapai tujuan tersebut kami berangkat dari kesadaran bahwa sukses sekolah tergantung investasi dan aset yang dimiliki. Guru adalah aset utama yang harus dimanusiakan dengan pengembangan kapasitas kemampuan profesionalnya melalui berbagai program sebagai investasi. Di samping itu juga berangkat dari sebuah kesadaran bahwa sekolah adalah aspek kehidupan manusia modern yang sangat dinamis. Manusia modern selalu menginginkan produk yang kualitasnya lebih baik atau bahkan produk baru. Oleh sebab itu, berbagai program yang sudah ada kualitasnya ditingkatkan dan ditumbuhkan pula program-program baru yang mampu menjawab keinginan pelanggan.
Dengan demikian tantangan bagi  SDM Sekolah Islam Athirah adalah harus mampu menjawab beberapa hal untuk mencapai sukses, yakni:
  1. Merancang dan menghasilkan produk/program yang berkualitas,
  2. Memasarkan produk/program sekolah sejak hari pertama siswa belajar hingga hari akhir mereka belajar,
  3. Menjadikan sekolah  lain sebagai ancaman,
  4. Memiliki kemampuan merebut konsumen potensial, dan
  5. Senantiasa selalu dalam kondisi terancam.
Untuk beradaptasi terhadap tujuan, tentu dibutuhkan antisipasi perubahan, maka yang dilakukan adalah beberapa tahapan sebagai strategi:
  1. Mengubah struktur organisasi dengan jalur fungsi yang lebih progresif dan adaptif,
  2. Menetapkan zona perkembangan,
  3. Menetapkan program dan pedoman-pedoman,
  4. Menetapkan muatan orientasi tujuan,
  5. Menetapkan  komitmen budaya organisasi,
  6. Menetapkan pemimpin yang berkualitas dengan tahapan yang demokratis dan mengakomodir keinginan arus bawah. Dengan konsep See-Do-Get, saya optimis, seluruh proses bergulir cepat bagai bola salju mengarah pada tujuan. Insya Allah Sekolah Islam Athirah tumbuh menjadi sekolah efektif/unggul dan kelak menjadi sekolah model baik di tataran regional maupun nasional.
*Edi Sutarto*





ATHIRAHHHH ....... ANGGUNN , UNGGULL , CERDASSSS !!!!

PENERIMAAN SISWA/I BARU ANGKATAN II TAHUN 2012-2013 SMP-SMA ISLAM ATHIRAH BOARDING SCHOOL BONE

Makassar 07 Maret 2012 - yayasan kalla telah membuka pendaftaran untuk program beasiswa penuh di SMP SMA Athirah Islamic Boarding School Bone Angkatan II Gelombang II. Para siswa yang diterima nantinya akan mendapatkan beasiswa dalam bentuk  biaya hidup, biaya pendidikan dan asrama.
Sekolah yang berdiri sejak 2011 ini, 80 % siswanya dari kalangan tidak mampu yang dibiayai dengan program Beasiswa Kalla Educare, selebihnya dengan biaya mandiri. Sumber dananya sendiri berasal dari Lembaga Amil Zakat Athirah dan Corporate Social Responsibility (CSR) Kalla Group.
Kepala bidang pendidikan dan lingkungan, Syamril mengatakan bahwa pendaftaran dibuka dalam dua gelombang. Gelombang pertama telah diadakan pada 3 Maret 2012 lalu. Namun, dari 50 orang yang mendaftar untutk SMP, hanya diterima 16 orang sedangkan untuk SMA hanya 20 orang yang diterima dari 200 pendaftar. “Kuota yang tersedia untuk SMP dan SMA masing masing 40 orang, hasil seleksi tes gelombang satu belum mencukupi sehingga kita buka gelombang kedua.” Untuk pendaftaran gelombang kedua, sedang dibuka hari ini sampai tanggal 31 Maret 2012.  “Tesnya sendiri akan dilaksanakan tanggal 7 April 2012” urai Syamril.
Agar terpilih menjadi penerima beasiswa, menurut Syamril, seleksinya cukup ketat. Sebab, beasiswa ini dikhususkan bagi siswa yang berprestasi secara akademik namun orang tuanya tergolong kurang mampu. “Seleksinya cukup panjang yang dibagi menjadi tiga yaitu tes akademik, wawancara dan home visit” kata Syamril
Syamril mengungkapkan ketatnya seleksi beasiswa ini dikarenakan Yayasan Kalla ingin memastikan bahwa anak anak yang mendapatkan beasiswa adalah mereka yang benar benar berpotensi secara  akademik namun memiliki akses yang terbatas terhadap pendidikan “Sekolah ini  adalah sekolah untuk para calon pemimpin olehnya itu kita mencari bibit terbaik.” urai Syamril.
Sekolah Islam yang dipimpin oleh Zuhri Wail ini menekankan pembinaan pada empat aspek yakni akademik, karakter, kemandirian dan agama.  Dibidang akademik, para siswa akan dibina selama 24 jam oleh gurunya. Diharapakn mereka dapat berprestasi ditingkat kabupaten, provinsi dan nasional. Kemudian pada aspek karakter, sekolah islam Athirah Bone mengutamakan aspek kejujuran dan kepimpinan. Kemampuan berwirausaha dengan menguasai life skill adalah hasil yang sangat diharapkan dari aspek kemandirian. Sedangkan pada aspek  agama, para siswa ditargetkan untuk bisa menghafal minimal 3 juz Al Qur’an disamping kemampuan berbahasa Arab yang dibimbing oleh dua orang alumni Al Azhar Cairo.
Bagi yang memenuhi persyaratan dan lulus seleksi akan mendapatkan BEASISWA PENUH (biaya pendidikan dan biaya hidup) dari Yayasan Kalla untuk dididik agar anggun dalam sikap dan perilaku yang Islami, unggul dalam mutu dan prestasi, cerdas dalam sains dan teknologi agar siap menjadi pemimpin bangsa di masa depan.
SMP dan SMA Islam Athirah (Boarding School) Bone memiliki kampus dengan status milik sendiri di atas tanah seluas 6 hektar dan akan dilengkapi dengan beberapa fasilitas :
  • Ruang Kelas  dan Bimbingan Konseling
  • Ruang Multimedia, Laboratorium Bahasa, Komputer, IPA (Fisika, Kimia, Biologi), Perpustakaan
  • Ruang kegiatan ekstrakurikuler (Studio Band, Studio Musik Tradisional, Seni Rupa, Seni Tari)
  • Lapangan Sepak Bola, 3 in 1 (Futsal, Basket dan Bola Volli), kolam renang, area Outbound
  • Gedung asrama dilengkapi kamar mandi, tempat tidur, lemari pakaian, ruang Makan
  • Masjid
PROSES SELEKSI
  • Pendaftaran
  • Tes Tertulis Akademik
    1. Matematika, Bhs. Indonesia (SMP)
    2. Matematika, Bhs. Indonesia, Bhs. Inggris (SMA)
  • Wawancara
  • Kunjungan Rumah
PERSYARATAN
  1. Pendaftar adalah Pria/Wanita lulusan SD  dan SMP tahun kelulusan 2011 s/d 2012 dan berasal dari keluarga tidak mampu.
  2. Calon siswa datang sendiri ke tempat pendaftaran di wilayahnya masing-masing (sebagaimana terlampir) dengan membawa persyaratan :
    1. Foto copi rapor kelas IV  hingga VI untuk  masuk  di SMP dan rapor kelas VII hingga IX yang telah dilegalisir oleh pihak sekolah asal
    2. Foto kopi ijazah /STTB/STK (bila belum ada dapat menyusul)
    3. Foto kopi sertifikat dan atau piagam penghargaan (bila ada)
    4. Surat keterangan tidak mampu dari kelurahan/kepala desa dan dikuatkan oleh pengurus Masjid setempat dan atau dari sekolah asal
    5. Surat Keterangan gaji atau penghasilan orang tua/wali atau anggota keluarga yang ikut menopang pendapatan  keluarga. Surat keterangan ini dapat  berasal dari pengurus RT/RW dan atau pengurus masjid setempat.
    6. Surat pernyataan izin orang tua/wali untuk bersekolah sampai selesai.
    7. Foto kopi rekening listrik 2 bulan terakhir (bila ada)
    8. Pas foto warna ukuran 3 x 4 cm sebanyak 4 lembar
PENGEMBALIAN FORMULIR
Sekolah Islam Athirah :
  • Sekolah Islam Athirah Bone Jl. Sungai Musi  Kel. Panyula, Kec. Tanete Riattang Timur Kab. Bone (0482-22116)
  • Contact Person: Ibnu Hajar – 085242705242 -
  • Email: info@athirah.sch.id
JADWAL SELEKSI
Gelombang II
Pendaftaran: 01 – 31 Maret 2012
Seleksi Akademik: 07 April 2012 .







1 komentar:

  1. http://ulla24kliveislam.com/
    لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
    Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    TENTANG ISLAM

    BalasHapus